Info RPP Berkarakter SMK Terbaru
Cirebon – Satu lagi prakarsa kreatif anak bangsa membuahkan karya
yang membanggakan. Berbekal pengalaman praktik kerja di Viar Motor
Indonesia, muncul keinginan para siswa SMKN 1 Kota Cirebon untuk merakit
mobil. Bukan mobil biasa, melainkan mobil wisata berbentuk jip mini,
tetapi bermesin sepeda motor. Sangat kreatif dan inovatif.
Edi Susianto, Koordinator Pengembangan Program Keahlian Kendaraan
Ringan Otomotif SMKN 1 Kota Cirebon, mengatakan ide merakit mobil
sebetulnya sudah ada empat tahun lalu. Namun, ide itu terkendala
pertimbangan target pasar yang akan disasar. Akhirnya, ide itu baru
terwujud tahun ini setelah SMKN 1 Kota Cirebon membulatkan tekad
menyasar tempat wisata. Alasannya sederhana, karena hanya akan digunakan
di lokasi wisata, jip mini ini tidak membutuhkan surat izin seperti
kendaraan lain yang beroperasi di jalan umum.
Saat membangun prototipe mobil wisata, bagian rangka dibuat siswa.
Adapun bagian bodi mesin, dan gardan dipasok rekan industri. Meski
bermesin motor, mobil wisata ini memakai konstruksi gardan mobil dengan
seal di as roda, sehingga lebih aman dan stabil. Dengan kapasitas
silinder 150 cc dan kapasitas tangki bahan bakar 12,5 liter, penggunaan
bahan bakarnya irit, yakni 1:20.
Spesifikasi yang digunakan adalah tipe mesin 4 langkah OHC, water
cooler (radiator) single cylinder vertical, gigi transmisi 5 kecepatan,
dan aki berkekuatan 12 volt 9 Ah. Meski kecil, mobil ini kuat dan bisa
melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
Sebelum dipasarkan, kata Vinsentius Bambang Widjaja dari Viar Motor
Indonesia, setiap unit harus menjalani uji kualitas dari industri. Untuk
saat ini, prototipe mobil wisata masih menjalani proses penyempurnaan
di bagian steering wheel dan suspensi agar lebih nyaman. "Kita tak mau
asal lepas, karena membawa nama Viar," katanya.
Selain mobil wisata, sejak dua tahun lalu, siswa program keahlian
elektronika merakit TV LCD berukuran 42 inci dan 32 inci berlabel "Binar
Esemka". Sampai saat ini para siswa merakit lebih dari 200 unit. Banyak
TV LCD yang telah dijual kepada guru dan kepala sekolah di sekolah lain
serta para pejabat daerah, seperti Wali Kota Cirebon Subardi. Saat ini
tersisa 26 unit dengan ukuran 42 inci dan 3 unit ukuran 32 inci yang
belum terjual.
Untuk mempromosikan hasil karya siswa, sekolah kerap mengikuti
pameran, baik tingkat lokal maupun nasional. Namun, penjualan LCD siswa
SMK itu tidak secepat industri. Ada kesulitan bersaing dengan produk
lain, terutama dari segi harga yang kompetitif.
Sumber: Kompas.com